HABADAILY.COM - Bagi para pelancong, mencicipi hidangan khas suatu daerah tentu menjadi bagian tak terpisahkan dari pengalaman wisata. Begitu pula saat bertandang ke Bireuen, kabupaten di Aceh yang menyimpan segudang cita rasa yang siap memanjakan lidah dan membuat rindu untuk kembali.
Dikenal sebagai "Kota Juang" dan "Kota Santri", Bireuen tak hanya kaya akan sejarah dan seni budaya, tetapi juga menawarkan beragam kuliner kaki lima yang menggugah selera dengan harga yang bersahabat.
Berikut lima rekomendasi wisata kuliner kaki lima di Bireuen yang wajib Anda coba:
Mieso Gatok: Jangan lewatkan kelezatan Mieso Gatok, hidangan mie kuah kental dengan cita rasa gurih dan pedas yang khas sumsum gatok. Biasanya disajikan dengan potongan daging sapi atau ayam, serta taburan bawang goreng dan seledri yang menambah aroma dan tekstur.
Mie Pansit: Bagi pecinta mie, Mie Pansit di Bireuen menawarkan sensasi yang berbeda. Mie kenyal yang disiram kuah gurih, dilengkapi dengan pangsit rebus atau goreng yang renyah, serta irisan daging ayam.
Mie Tiaw: Sajian mie yang satu ini juga tak kalah populer. Mie Tiaw memiliki ciri khas pada bumbu rempahnya yang kuat dan aromatik. Biasanya disajikan dengan topping daging, sayuran, dan taburan bawang goreng.
Sate Matang: Inilah ikon kuliner Bireuen yang sudah melegenda. Sate Matang terbuat dari daging kambing muda yang empuk, dibumbui dengan rempah khas, dan dibakar dengan arang hingga matang sempurna. Disajikan dengan kuah sate kacang yang kaya rasa, acar bawang, dan nasi putih hangat.
Rujak Manis (Mameh): Sebagai penutup yang segar, Rujak Manis atau Rujak Mameh khas Bireuen patut dicoba. Campuran berbagai buah segar seperti mangga, nanas, bengkuang, dan timun disiram dengan saus gula merah yang manis, pedas, dan sedikit asam, memberikan sensasi rasa yang unik dan menyegarkan.
Jadi, jika Anda berkesempatan mengunjungi Bireuen, jangan lupa untuk memanjakan lidah Anda dengan kelezatan kuliner kaki lima yang beragam ini. Dijamin, pengalaman kuliner di "Kota Juang" akan menjadi kenangan manis yang tak terlupakan.
Editor: Suryadi
