PHK Massal dan Rupiah Melemah: Tanda Bahaya Bagi Ekonomi Indonesia?

June 20, 2024 - 12:42
Ilustrasi uang rupiah. [Pixabay]
2 dari 3 halaman

Ada beberapa indikator lain seperti tingkat inflasi, suku bunga, dan cadangan devisa negara, yang menurut dia, masih menunjukkan bahwa kondisi ekonomi Indonesia masih dalam batas wajar. Tingkat inflasi di Indonesia tidak seburuk negara lain. Selisih tingkat acuan suku bunga Indonesia dengan Amerika Serikat juga terbilang tidak terlalu besar, dan cadangan devisa Indonesia cukup kuat meski tidak sebesar China.

Namun, ekonom lainnya dari Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin menyoroti bahwa maraknya PHK massal menunjukkan pelemahan daya saing ekonomi Indonesia. Ia menyatakan bahwa pelaku usaha lokal kalah dari pelaku usaha asing, sehingga banyak yang gulung tikar dan menyebabkan PHK massal. 

"Pelaku usaha gulung tikar akibat kalah dari pelaku usaha asing. PHK massal merupakan konsekuensi fenomena ini,” ucapnya.

Walaupun kondisi ekonomi Indonesia masih bertahan di tengah berbagai tekanan, disiplin moneter dan fiskal tetap harus dilakukan. Eddy menyampaikan bahwa Bank Sentral harus menjaga tingkat suku bunga, inflasi, peredaran uang, mengawasi stabilitas mata uang, dan pemberian lisensi ke lembaga keuangan.

Sementara Kementerian Keuangan menurutnya harus menjaga pemasukan dan pengeluaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) agar tidak melebihi defisit tiga persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Wijayanto juga menekankan pentingnya fiskal yang kredibel dengan cara menghemat berhutang dan mengurangi belanja negara yang tidak perlu. 

© 2025 PT Haba Inter Media | All rights reserved.