
Tak hanya itu, Anwar juga mengatakan dampak dari pasang purnama telah mengikis jalan usaha tani yang dibangun dengan Dana Desa (DD).
Dengan demikian, sebut Anwar, sebagian masyarakat telah hilang mata pencaharian untuk kebutuhan sehari-hari.
"Belum lagi kebutuhan anak-anak yang sedang sekolah. Sebagai orangtua, kami hanya bergantung pada hasil tambak dan laut," kata Abdullah.
Harapan Pemerintah Menindaklanjuti
Menurut Anwar, dampak dari abrasi ini sangat besar, berimbas pada lahan dan tambak warga setempat. Dengan itu, besar harapan masyarakat Kuala Ceurape supaya masalah itu segera ditangani dan ditindaklanjuti oleh pemerintah Kabupaten Bireuen, Provinsi maupun pemerintah pusat.
"Beberapa hari yang lalu pihak pemerintah kabupaten telah datang meninjau," sebutnya.
Ia menjelaskan, bibir pantai sepanjang 2 kilometer itu, kini amblas akibat pasang purnama pada paruh awal Juli tahun ini hingga mengakibatkan abrasi dan telah berimbas kepada lumbung perekonomian warga setempat.
Imbas dari abrasi laut tersebut, kata pria yang karib disapa Keuchik Wan itu, tak hanya berdampak kepada lahan dan tambak masyarakat setempat, namun juga merobohkan beberapa kios niaga warga yang berdagang di sepanjang pantai. Di samping terkena fasilitas publik seperti MCK dan lain-lain.