Film dokumenter ini dirilis pertama kali pada Minggu, 7 Mei 2006 atau dua tahun setelah smong (tsunami) meluluhlantakkan Aceh. Di Amerika, judul film dokumenter ini diubah menjadi Krakatoa: Volcano of Destruction yang kemudian tayang di Discovery Channel.
Dalam film itu, Sam Miller menyorot kehidupan Willem Beijerinck, seorang pengawas Bank Kapas (Cotton Bank) milik Belanda yang turut menjadi saksi mata kejadian meletusnya gunung Krakatau tersebut. Sam juga mengatur plot film itu berdasarkan catatan Johanna, istri Willem Beijerinck.
Selain itu, alur cerita dalam dokudrama Krakatoa: The Last Days ini juga mengulik kisah seorang ilmuwan berkebangsaan Belanda, Rogier Diederik Marius Verbeek, yang gagal memperingatkan bahaya letusan Gunung Krakatau di kawasan Selat Sunda. Berdasarkan catatan-catatan saksi mata tersebut, Rogier meragukan jika letusan Gunung Krakatau berdampak luas terhadap daerah sekitar Selat Sunda. Bahkan, Rogier berpendapat lautan luas yang jaraknya bermil-mil dari daratan bakal menjadi benteng terhadap magma cair yang dilepaskan Krakatau.
Padahal, berdasarkan sejarah Jawa diketahui bencana serupa juga pernah terjadi pada tahun 400-an Masehi. Letusan Gunung Krakatau pada masa lalu, dalam catatan saksi mata di film tersebut, disebutkan turut memicu air laut tinggi menenggelamkan daratan. Hal inilah yang membuat sebagian besar penduduk pribumi pada masa itu langsung melakukan evakuasi secara mandiri ke wilayah pegunungan.