
Potensi sebesar itu disebutnya telah diakomodir sebesar 586 MW untuk wilayah Sumut dalam draft Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2024-2033, dengan mempertimbangkan keseimbangan suplai dan demand di wilayah Sumbagut.
Namun, Arifin mengatakan tidak ada penambahan kuota PLTA maupun PLTM di wilayah Aceh karena masih terdapat kendala infrastruktur transmisi. Maka dari itu, ESDM mendorong pembangunan transmisi dari badan usaha swasta.
"Transimisi yang harus banyak dibangun, dan tidak harus PLN yang bangun, tapi swasta juga kita harapkan bisa masuk dengan kerjasama yang saling menguntungkan. Kalau tidak untung tidak ada yang mau masuk," jelasnya.
Selain kuota PLTA dan PLTM di Sumut, Arifin menjelaskan dalam draft RUTPL 2024-2033 terdapat kuota PLTA tersebar Sumatera dengan kapasitas 1.200 MW. Adapun potensi PLTA dan PLTM di wilayah Aceh dan Sumatera Utara yang dapat dikembangkan menggunakan kuota PLTA dan PLTM tersebar Sumatera.
Sementara pada draft RUPTL 2024-2033, untuk wilayah Aceh terdapat potensi PLTA/PLTM sebesar 3.507,95 MW, yang terbagi menjadi prioritas 1 sebesar 1.694,01 MW, prioritas 2 sebesar 1.463,38, dan lain-lain sebesar 459,86 MW.
Selain dalam draft RUPTL, terdapat juga potensi proyek dari usulan badan usaha (BU) sebesar 1.719,21 MW untuk proyek prioritas 1, 969,95 MW untuk prioritas 2, 19,5 MW untuk prioritas 3, dan 112,6 untuk prioritas lainnya, sehingga total potensi proyek adalah 2.836,46 MW.
Adapun untuk wilayah Sumatera Utara terdapat potensi proyek sebesar 1.579,31 MW yang terbagi menjadi prioritas 1 sebanyak 207,4 MW, prioritas 2 sebesar 517,62 MW, prioritas 3 adalah 1 MW, dan lain-lain sebesar 701,89 MW.