
Hal tersebut dapat terjadi akibat perbandingan sosial, membandingkan diri sendiri dengan orang lain yang dilihat melalui media sosial dan melakukan penilaian terhadap diri sendiri. Saat menelusuri media sosial orang lain, mereka sering membuat perbandingan seperti,
“Andai saya secantik dia”, atau “Apakah saya bisa menjadi seperti dia?”, mereka terus membandingkan dirinya dengan apa yang dia lihat dan tanpa disadari juga merendahkan diri sendiri. Hal ini akan berakibat pada penurunan terhadap penerimaan diri, menganggap diri
tidak lebih baik dari orang lain.
Tak jarang orang membandingkan dirinya dengan orang yang berada diatasnya, remaja yang membandingkan dirinya dengan seseorang yang dianggapnya lebih baik, sehingga membuat dirinya merasa tidak enak (Nugraha et al., 2023).
Melalui media sosial orang-orang berlomba-lomba untuk memberikan konten terbaik mereka, membagikan momen kebahagian dengan keluarga, pasangan, teman-teman dan lainnya.
Melihat sisi sempurna yang sering ditampilkan dimedia sosial membuat para remaja merasa tertekan, yang pada akhirnya menimbulkan kecemasan dan perasaan rendah diri.
Media sosial juga membuat seseorang memiliki rasa kekhawatiran akan ketertinggalan suatu informasi atau trend, yang dikenal dengan istilah FOMO. Rasa FOMO ini menjadikan remaja merasa takut dianggap kurang gaul karena tidak mengikuti trend atau mengetahui informasi terbaru yang ditampilkan di media sosial. Disaat yang lain memposting suatu kegiatan yang menyenangkan di media sosialnya, maka dia juga merasa harus melakukan dan memposting hal yang sama agar dianggap tidak ketinggalan. Hal ini akan menyebabkan remaja merasa cemas dan rendah diri.
Dalam media sosial juga seseorang dapat dengan mudah memberikan komentar pada konten orang lain. Tak jarang juga ditemukan komentar-komentar yang kasar, bersifat menjatuhkan, pembulian hingga pelecehan online.
Remaja yang aktif dalam media sosial rentan menjadi korban, pembulian, ancaman dan pelecehan. Tanpa disadari, hal tersebut akan berdampak pada mental dan kemampuan intelektual remaja.
Oleh karena itu perlunya ditingkatkan kesadaran dalam mengurangi dampak negative penggunaan media bagi kesehatan mental remaja. Seperti meningkatkan kesadaran remaja akan tanggung jawab dalam penggunaan media sosial serta mengembangkan keterampilan literasi media.