
Bupati Aceh Besar melalui Kadis Pertanian, dalam kesempatan itu mempresentasikan tentang potensi nilam di Aceh Besar, yang dinilai memiliki daya ungkit ekonomi petani, terutama di kawasan Lhoong, Aceh Besar. Dan itu juga bisa dikembangan di kawasan lain yang dinilai produktif serta layak untuk budidaya nilam (Pogostemon cablin. Benth.)
Menurut Muhammad Iswanto, minyak nilam menjadi bahan baku untuk industri parfum dan aneka kebutuhan rumah tangga, seperti sabun dan campuran obat obatan.
Secara geografis wilayah Aceh Besar berpotensi untuk dikembangkan budidaya nilam terutama di Kecamatan Lhoong. Kesuksesan ARC USK dalam melakukan riset hingga menghasilkan minyak nilam dengan high grade sudah terbukti dan diringi dengan nilai jual yang sangat menarik. “Ini menjadi potensi bisnis besar bagi masyarakat setempat untuk kembali membudidayakan tanaman nilam. Dengan cakupan area penanaman yang masih amat sangat luas, meliputi hampir seluruh wilayah di Kecamatan Lhoong,” ujar Iswanto.
Setelah hancur akibat musibah tsunami, sejak tiga tahun belakangan ini penanaman nilam bangkit kembali dan menjadi binaan BSI dan Aceh Riset Center (ARC) USK dan minyak nilam ditampung oleh mereka dengan harga wajar yaitu sebesar Rp 650 ribu/Kg.