Kabupaten Bireuen memiliki sejumlah situs sejarah masa lalu, mulai masa Kerajaan Jeumpa sampai masa Kemerdekaan RI. Situs-situs tersebut mulai dijadikan destinasi wisata sejarah, termasuk Komplek Pendopo Bireuen yang pernah ditempati Presiden Soekarno dan sarat dengan kisah heroik perjuangan kemerdekaan.
Bagi wisatawan yang suka menelusuri jejak sejarah masa lalu, Kabupaten Bireuen layak dimasukkan dalam daftar kunjungan. Bergam situs sejarah dengan mudah bisa dijumpai di kabupaten berjuluk Kota Juang ini.
Destinasi wisata sejarah itu, antara lain beragam benda peninggalan Kerajaan Jeumpa di Blang Seupeung, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Bireuen.

Dari berbagai catatan disebutkan, sebelum kedatangan Islam, penduduk di wilayah Kerajaan Jeumpa menganut agama lokal (animisme-dinamisme) yang dipimpin oleh seorang Meurah (maharaja). Sejak abad ke-7, Jeumpa telah menjalin hubungan dagang dengan China, India, dan negeri jazirah Arab.
Tak jauh dari pusat kota Bireuen, para wisatawan juga bisa melihat langsung bunker-bunker peninggalan Jepang di Puncak Teulaga Maneh. Secara administratif, kawasan ini berada di Kecamatan Kota Juang dan Kecamatan Juli.
Sesampai di sana, wisatawan bisa menikmati sensasi berlindung di gua-gua yang dijadikan benteng pertahanan di zaman perang. Di kawasan tersebut terdapat belasan bunker yang membelakangi laut, termasuk salah satu bunker yang memanjang seperti lorong bawah tanah.
Di kawasan lainnya, penikmat wisata sejarah yang bertandang ke Bireuen juga mendatangi gedung-gedung bersejarah yang pernah ditempati para Ampon Chiek (kepala daerah) di era Kerajaan Aceh. Satu di antaranya adalah bekas Istana Glumpang Dua yang berada di Keude Lapang, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen. Istana ini merupakan hadiah Pemerintah Belanda untuk wedana (zelfbesturder) Glumpang Dua yang saat itu dipimpin oleh Teuku Bintara Istia Muda Peureudan.