Rumah Bantuan Pemerintah Aceh Diduga Diperjualbelikan di Peusangan

December 25, 2024 - 21:55
Salah satu rumah bantuan Pemerintah Aceh di Peusangan yang tidak pernah dihuni setelah dibangun sekira 2 tahun lalu. [HABADAILY.COM/Adi Saleum]

HABADAILY.COM—Dugaan jual-beli rumah bantuan Pemerintah Aceh marak di Bireuen, termasuk di Kecamatan Peusangan. Akibatnya, sejumlah rumah layak huni tersebut tidak dihuni setelah dibangun. Sementara warga miskin harus tinggal di gubuk reyot karena tidak punya uang sebesar yang diminta ‘calo’ rumah bantuan.

Hal itu antara lain dialami Jamilah (58), janda miskin di Gampong Kapa Kecamatan Peusangan, Bireuen. “Untuk mendapatkan bantuan rumah layak huni dari pemerintah, kami harus ada uang Rp20 juta,” ujarnya kepada media ini, Rabu (25/12/2024). 

Baca juga: Bantuan Rumah untuk Janda Miskin di Peudada Diduga Dijual ke Warga Lain

Sebagai warga yang tinggal di rumah tak layak huni, kata Jamilah, dirinya sering didatangi orang yang meminta KK dan KTP untuk diberikan rumah bantuan pemerintah. “Tapi ujung-ujungnya disuruh menyiapkan uang dalam jumlah besar. Kalau tidak punya uang, rumah bantuan tersebut katanya dialihkan ke warga lain,” ungkapnya.

Di desanya, lanjut dia, rumah bantuan pemerintah terkadang sama sekali tidak ditempati karena pemiliknya kalangan orang mampu. “Ada rumah bantuan yang rampung dibangun sekira 2 tahun lalu, tapi hingga sekarang belum ditempati. Sedangkan warga miskin seperti saya, tidak tersentuh bantuan tersebut,” lirih Jamilah.

Jamilah, janda miskin yang gagal mendapat rumah bantuan pemerintah karena tidak punya uang sebesar yang diminta oknum tertentu.

Karena itu, dia meminta dinas terkait turun ke gampongnya untuk melihat langsung rumah bantuan Pemerintah Aceh yang tidak tepat sasaran. “Begitu juga dengan penegak hukum, lihat saja sendiri siapa saja yang mendapatkan rumah bantuan pemerintah?” sambungnya.

Jamilah juga mempertanyakan, sebenarnya untuk siapa bantuan rumah layak huni? “Kalau untuk orang miskin, kenapa kami diminta uang sampai Rp20 juta agar diberikan rumah bantuan? Kalau punya uang sebesar itu, tentu kami akan perbaiki rumah dan tidak lagi tinggal di gubuk semacam ini,” imbuhnya.

Sementara Keuchik Kapa Evendi mengakui di desanya ada rumah bantuan Pemerintah Aceh yang tidak pernah dihuni setelah 2 tahun dibangun. “Tapi saya tidak tahu siapa yang mengusulkan bantuan tersebut. Rumah tersebut juga dibangun sebelum saya menjabat keuchik di sini,” sebut keuchik yang akrab disapa Pak Pen ini.

Keuchik Pen juga mengaku tidak tahu menahu terkait indikasi jual-beli rumah bantuan pemerintah di desa yang dipimpinnya. “Kalau memang ada, hal itu di luar sepengetahuan saya,” pungkasnya.[] 

 

© 2025 PT Haba Inter Media | All rights reserved.