Majelis Taklim Dinilai Mampu Gerakkan Ekonomi Syariah

September 30, 2024 - 23:23
Ilustrasi ekonomi syariah. [Ist]

HABADAILY.COM - Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ahmad Zubaidi mendorong agar majelis taklim bisa menjadi penggerak ekonomi dan keuangan syariah.

Hal ini disampaikan oleh Kiai Zubaidi dalam Standardisasi dan Sosialisasi Kurikulum Majelis Taklim di Wisma Mandiri, Jakarta Pusat, Senin (30/9/2024), seperti diberikan laman resmi MUI.

Zubaidi menyampaikan, materi yang disampaikan di majelis taklim itu harus beragam dan komperhensif. Terutama berkenaan yang diperlukan oleh umat seperti ekonomi dan keuangan syariah. 

"Seringkali belum dijelasoan di majelis taklim kaya ekonomi dan keuanhan syariah baik keuangan bisnis dan sosial. Ini juga masih minim," ungkapnya. 

Ia juga menuturkan, minimnya materi terkait dengan ekomomi dan keuangan syariah sangat berdampak kepada pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di lembaga keuangan syariah (LKS). 

"Baru 10 persen market sharenya dari keseluruhan lembaga keuangan syariah. Padahal lembaga keuangan syariah di Indonesia sudah tumbuh lebih dari seperempat abad," ujarnya. 

Menurut dia, keberadaan majelis taklim dari tingkat nasional memiliki potensi yang besar dalam menggerakkan ekonomi dan keuangan syariah secara massif dan lebih baik lagi.

Zubaidi menjelaskan, dalam hal keuangan sosial seperti wakaf, belum banyak pemahaman soal wakaf di majelis taklim terkait perspektif kekinian. 

"Kalau pun ada wakaf perspektif lama yang berkutat pada masalah tanah dan benda-benda yang tidak bergerak. Ini menjadi tidak gemar wakaf karena tidak punya tanah," ungkapnya. 

Padahal, ujarnya, dalam perspektif kekinian, wakaf sudah dikembangkan dengan adanya wakaf uang yang bisa mendorong umat untuk bisa berwakaf. 

Dirinya berharap wakaf bisa menjadi lifestyle khususnya bagi jamaah majelis taklim. "Karena kita bisa berwakaf dengan uang baik Rp10 ribu dan seterusnya tak terbatas. Ini yang jarang dikenalkan," tuturnya. 

Menurut dia, materi seperti wakaf dalam perspektif kekinian sangat penting disampaikan agar majelis taklim materinya lebih menarik dan menantang. 

"Ternyata banyak ilmu yang belum disampaikan sehingga seringkali terjadi kejenuhan. Mungkin itu goalsnya," lanjutnya.  []

© 2024 PT Haba Inter Media | All rights reserved.