HABADAILY.COM - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dokter Hasto menekankan pentingnya pencegahan stunting, yang salah satu caranya dengan pelayanan KB.
Hal ini disampaikannya saat melakukan kunjungan kerja di Aceh dalam rangka Fasilitasi Intensifikasi dan Integrasi Pelayanan Keluarga Berencana Kesehatan Reproduksi (KBKR), di Wilayah Khusus Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh, pada Senin.
Pelayanan tersebut disarankan lantaran rata-rata perempuan di Aceh Singkil hamil dengan jarak kelahiran sangat berdekatan.
Agar anak tidak mengidap stunting, ujar Hasto, maka penting menjaga jarak antar-kelahiran.
"Kalau kurang tiga tahun, stunting berpotensi sangat tinggi. Maka dari itu, KB mencegah jarak antar anak yang sangat pendek, kurang dari tiga tahun," ujar dokter Hasto dalam keterangannya, Selasa (6/8/2024), melansir Okezone.
Dokter Hasto juga mengingatkan, jika perempuan sudah umur 35 ke atas sebaiknya tidak hamil lagi, karena berisiko bagi anak dan ibu. Lagi pula berpotensi melahirkan anak stunting sangat tinggi.
"Jangan juga hamil terlalu muda kurang dari 20 tahun, karena berpotensi hal yang sama," urainya.
Diketahui, di Kabupaten Aceh Singkil terdapat perkawinan di usia dini kurang dari 20 tahun. "Lumayan, ada 30 orang per 1.000. Jadi, yang perlu kita usahakan KB-nya dulu," sambungnya.
"Untuk meraih Indonesia emas, Aceh Singkil perlu upaya keras. Dan jika diusahakan dengan keras maka nanti di tahun 2045 dapat menyentuh bonus demografi, tapi harus didesign dari sekarang," tambah dokter Hasto.
Saat melakukan peninjauan layanan KB, dokter Hasto sekaligus melakukan pemasangan implan KB terhadap salah seorang akseptor.
Sementara itu, Pj Bupati Aceh Singkil, Azmi menggarisbawahi bahwa program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi sangat penting dalam meningkatkan kualitas hidup.
"Melalui program ini kita wujudkan keluarga sehat dan berkualitas," ucap Azmi. []
