Pakar ekowisata organisasi nirlaba Canopy Planet, Jeffrey Michael Robbins atau akrab disapa Mike menambahkan, pengembangan ekowisata yang bertanggungjawab sama dengan menjaga lingkungan yang mampu memberikan keuntungan berkali-kali lipat. Sebaliknya, keuntungan yang diperoleh dengan merusak lingkungan hanya bisa dinikmati sekali saja.
Dia mencontohkan Kosta Rika yang dinobatkan sebagai Juara Bumi oleh PBB di tahun 2019 atas peran langsungnya dalam melindungi alam dan memerangi perubahan iklim. Negara yang berpenduduk lebih dari 5 juta jiwa ini populer karena menempatkan isu lingkungan di garis depan kebijakan politik dan ekonominya.
Pengelolaan ekowisata berkelanjutan telah menjadikan Kosta Rika negara yang paling banyak dikunjungi di Amerika Tengah, dengan pendapatan pariwisata meningkat tiga kali lipat hingga $3,3 miliar per tahun dalam dua dekade sebelum pandemi Covid-19.
Selain itu, pendanaan internasional untuk melestarikan hutan guna menangkap karbon dioksida atmosfer juga meningkat. Kosta Rika menjadi negara Amerika Latin pertama yang memperoleh manfaat dari Fasilitas Kemitraan Karbon Hutan Bank Dunia, dengan menerima $16,4 juta pada tahun 2018 dan 2019.
“Ke depan, masyarakat akan menjadi pelaku utamanya, sehingga mereka akan menyadari betapa potensialnya ekowisata yang berkelanjutan untuk masa depan. Masyarakat tidak akan terpinggirkan seperti beberapa negara luar yang menerapkan sistem ekowisata massal yang keuntungannya justru mengalir ke luar (pengembang), bukan untuk masyarakat," terangnya.
Pemerintah Aceh Timur Siap Kolaborasi
Asisten bidang Perekonomian dan Pembangunan Aceh Timur, Darmawan Ali menyambut baik kedatangan dan rencana yang ditawarkan, karena hal tersebut sejalan dengan rencana Pemkab yang akan menciptakan Aceh Timur sebagai Kawasan Ekowisata Potensial.