
HABADAILY.COM – Teko berisi air panas diangkat hingga sejajar dengan bahu, dituangkan dalam Hario V60 (alat untuk menyeduh kopi) berbentuk cangkir kopi.
Cairan hitam yang mengeluarkan aroma khas menyebar di sekitar meja sepanjang 1x2 meter persegi. Bubuk kopi arabika ia tabut di atas kertas putih sebagai alat penyaring.
Matanya fokus melihat ke arah cairan hitam yang keluar dari saringan. Berbeda dengan cara penyeduhan kopi di cafe lainnya, ia terlihat menuangkan air panas tersebut secara perlahan-lahan.
Ia terlebih dahulu menyiramnya dari bagian tengah cangkir. Lalu ia menuangkan air tersebut ke bagian samping cangkir. Di bagian bawah, sebuah wadah kaca besar menampung kopi arabika.
Dia adalah Delia Rahmatullah. Gadis berusia 25 tahun asal Gampong Lampriet, Banda Aceh, satu-satunya Barista perempuan di kota Madani, Banda Aceh. Dia sekarang bekerja di Redinesh Café, Pango Raya, Banda Aceh.
Dara yang akrab disapa Adel ini belajar meracik kopi sejak tahun 2014. Selama dua bulan dia belajar bersama Tommy, Barista senior di Harvies Café, tempat Adel bekerja dahulu.
Sebelum menjadi Barista, ia terlebih dahulu menjadi juru masak di Harvies Cafe. Ia menggantikan posisi kakaknya yang sakit. Darah Gayo yang ia miliki membuat dia sangat mengagumi beragam jenis kopi. Baik itu dari dalam Aceh, maupun dari luar Aceh.
“Ayah saya orang Gayo. Jadinya, dari kecil saya sudah menyukai kopi,” kata Adel, Jum’at (24/03/2017).
Awalnya, Adel mengaku mulanya mengalami kesulitan ketika pertama sekali dipercayakan menjadi Barista di Harvies Cafe.
“Bang Tommy dan Barista lainnya di Harvies Cafe selalu mengajarkan saya dan membiarkan saya untuk terus berexperimen, jadi lama-lama saya semakin banyak tahu karakter beberapa kopi dan saya semakin percaya diri,” kata Adel.
Tanggung jawab Adel sebagai Barista tidak hanya menyeduh kopi saja. Namun, ia juga akan menanyakan langsung kepada pelanggannya tentang kopi yang diseduh.
Mahasiswi Jurusan Psikologi, Unsyiah, Banda Aceh ini mulai bekerja di Redinesh Cafe dari pukul 15.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB. Senyum yang dihiasi lipstik merah dan berkacamata hitam menjadi ciri khas dara berlesung pipi ini.
Tak kurang 100 gelas kopi disiapkan setiap hari. Pelayan lainnya siap menunggu di depan Adel, mengangkat gelas untuk disajikan pada pengunjung.
“Kopi buatan Adel sangat pas di lidah saya, tidak terlalu asam dan juga tidak terlalu pahit, seimbang lah rasanya,” ujar Teuku Regi Fahran (25), pelanggan setia Adel.[acl]