
HABADAILY.COM – Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Syiah Kuala (USK) menggelar pelatihan pembuatan larvasida nabati berbasis daun kecombrang. Kegiatan ini dilaksanakan untuk peternak di Desa Lamreung, Meunasah Papeun, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Aceh Besar.
Pelatihan ini merupakan inovasi untuk pengendalian penyakit miasis yaitu suatu penyakit gejala infeksi belatung pada luka ternak sapi
Kegiatan ini didanai melalui Skim PKMBP-TTG USK 2025. Tim pelaksana terdiri dari drh. Lian Varis Riandi, Dr. drh. Farida, dan Nura.
Ketua tim, drh. Lian Varis Riandi, menyatakan bahwa pelatihan ini diikuti oleh 18 peserta dari Kelompok Ternak Jaya Abadi dan mahasiswa KKN Tematik FKH USK.
"Tujuan utamanya adalah memanfaatkan potensi lokal daun kecombrang atau Etlingera elatior yang melimpah, sebagai alternatif larvasida yang lebih ramah lingkungan," kata drh. Lian, Jumat (17/10/2025).
Kata drh. Lian, sebelum praktik pembuatan larvasida, peserta mendapatkan penyuluhan mengenai penyakit miasis, strategi pengendalian, serta pentingnya higiene dan sanitasi kandang. Pelatihan teknis pembuatan larvasida—mulai dari ekstraksi, formulasi, hingga aplikasi dipandu oleh Nura.
Masyarakat menunjukkan antusiasme tinggi, dan kegiatan diakhiri dengan serah terima alat produksi sederhana. Mereka berharap inovasi ini dapat dikembangkan menjadi usaha mikro di bidang kesehatan ternak.
Dekan FKH USK, Teuku Reza Ferasyi, menyebut program ini sebagai implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi yang fokus pada peningkatan kesehatan ternak dan mendorong ekonomi produktif berbasis biopestisida lokal.
Helmi Hasyifuddin, Ketua Kelompok Ternak, berharap inovasi larvasida yang dinamai “Combet-Sis” ini dapat memperkuat kemandirian ekonomi peternak.
Editor: Suryadi