
HABADAILY.COM – Universitas Syiah Kuala (USK) dan Baitul Mal Aceh (BMA) memperkuat komitmen mereka untuk melatih pemuda Aceh agar siap magang dan bekerja di Jepang. Kolaborasi ini ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) di Ruang Mini Rektor USK pada Kamis, 2 Oktober 2025. Program pembinaan ini adalah langkah nyata dalam mempersiapkan generasi muda Aceh untuk magang dan bekerja secara resmi di Jepang.
Penandatanganan PKS dilakukan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik USK, Prof. Dr. Ir. Agussabti, M.Si., dan Kuasa Pengguna Anggaran Sekretariat BMA, Arif Arham. Kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari Nota Kesepahaman (MoU) yang telah disepakati sebelumnya oleh Rektor USK, Prof. Dr. Ir. Marwan, dan Ketua BMA, Mohammad Haikal, pada 1 Agustus 2025.
Sebanyak 43 pemuda Aceh dari keluarga kurang mampu terpilih sebagai penerima manfaat. Mereka akan mendapatkan pelatihan intensif, meliputi bahasa Jepang dan keterampilan teknis, yang akan dilaksanakan di UPT Bahasa USK.
Ketua Baitul Mal Aceh, Mohammad Haikal, menjelaskan bahwa program ini merupakan bentuk pendistribusian dana infak yang tepat sasaran untuk mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) Aceh.
“Kami ingin dana infak benar-benar memberi manfaat nyata. Melalui program ini, saudara-saudara kita akan memiliki peluang kerja yang layak di Jepang. Harapannya, dengan semakin banyak diaspora Aceh di luar negeri, mereka juga bisa memberikan kontribusi nyata untuk daerah,” ujarnya.
Rektor USK, Prof. Dr. Ir. Marwan, menegaskan komitmen universitas dalam mendukung pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan dan pelatihan. Ia menyatakan USK sangat senang dapat berkolaborasi dengan BMA dalam program mulia ini.
Menurut Rektor, pelatihan bahasa Jepang melalui UPT Bahasa USK membuka peluang besar bagi pemuda Aceh, baik untuk bekerja maupun melanjutkan pendidikan di Jepang. “Kami berharap, program ini tidak hanya membuka akses kerja, tetapi juga memperkuat kontribusi mereka bagi pembangunan Aceh,” tuturnya.
Pelaksanaan program dirancang dalam tiga tahap terintegrasi untuk memastikan kesiapan peserta secara menyeluruh diantaranya Pelatihan Bahasa Jepang Intensif: Berlangsung selama tiga bulan di UPT Bahasa USK dan Pelatihan Keterampilan dan Bahasa Lanjutan: Berlangsung selama satu bulan di SMK-PP Saree.
"Peserta tidak hanya dibekali kemampuan bahasa, tetapi juga keterampilan praktis dan pendampingan administrasi, sehingga mereka siap bersaing di dunia kerja internasional".
USK dan BMA berharap kerja sama ini dapat menjadi model pemberdayaan pemuda Aceh yang berkelanjutan, mengurangi pengangguran, dan memperkuat kontribusi generasi muda Aceh di tingkat global.