Selain depik, ada beberapa jenis ikan air tawar lain. Misalnya ikan mas, mujair, nila dan ikan relo. Ikan-ikan ini dibudidayakan dalam keramba-keramba yang dipasang di sepanjang sisian danau.
HABADAILY.COM - Langit di atas kota Takengon, Aceh Tengah terlihat cerah. Meski masih bergumpalan kabut, nuansa oranye dan merah muda ketika matahari mulai muncul di cakrawala mengawali momen tenang sebelum hiruk-pikuknya aktivitas.
Sabardi (46), seorang nelayan asal Desa Balee, Kecamatan Lut Tawar, Aceh Tengah, segera merapikan kain sarungnya. Mengenakan jaket tebal dan topi kupluk untuk melindunginya dari hawa dingin yang lumayan menusuk tulang. Ayah lima putra ini segera menuju ke tepian Danau Lut Tawar. Bersamanya, ia turut membawa seperangkat jaring dan sedikit bekal.
“Saya hendak mencari depik. Hari sudah mulai agak pagi,” kata Sabardi, kepada jurnalis Taufik Ar Rifai pada Sabtu (23/12/2023) lalu di Aceh Tengah.
.jpeg)
Setiba di tepian danau, Sabardi segera merapikan jaring dan meletakkannya ke dalam sampan. Tanpa menunggu lama, ia pun segera mengayuh sampan kecilnya menjauh dari pinggir danau. Sampan berukuran 4×05 meter melaju pelan di air tenang meninggalkan dermaga.
Ikan depik (Rasbora argyrotaenia) adalah jenis ikan air tawar yang termasuk ke dalam keluarga Cyprinidae. Ikan ini dikenal karena keindahan warna dan pola pada tubuhnya, yang membuatnya populer di kalangan penggemar akuarium.
Bagi masyarakat Tanoh Gayo, aktivitas mencari ikan depik sudah menjadi mata pencaharian mereka, sekaligus kegiatan merawat budaya. Jaring-jaring diangkat, lalu ikan khas danau itu diangkut ke dalam sampan. Pada Juni dan Juli, ikan depik memang sedang banyak-banyaknya. Aktivitas menjaring ikan depik yang dilakukan secara turun temurun ini dikenal sangat ramah lingkungan karena tidak merusak ekosistem danau.
Sabardi menyebutkan, aktivitas menjaring ikan depik umumnya banyak dilakoni warga usai subuh. Mereka selalu memasang jaring ikan pada sore hari dan mengambil hasilnya pada besok subuh.
“Sebelumnya, tradisi menangkap ikan depik ini dilakoni warga turun temurun dengan menggunakan didisen. Sejenis perangkap ikan depik yang kini sudah tinggal sejarah,” ujar Sabardi.

Selain depik, ada beberapa jenis ikan air tawar lain. Misalnya ikan mas, mujair, nila dan ikan relo. Ikan-ikan ini dibudidayakan dalam keramba-keramba yang dipasang di sepanjang sisian danau.
Sabardi menyebutkan, ikan depik yang dijual di pasar terbagi dua jenis, yakni jenis basah dan kering. Untuk depik basah harganya berkisar Rp 120 hingga Rp150 ribu per bambu. Sementara ikan jenis depik kering harganya berkisar Rp 160 hingga Rp 200 ribu per bambu.
“Satu bambu takarannya satu liter. Mahal atau murahnya harga ikan depik ini tergantung musim,” ujarnya lagi.
Sinar mentari perlahan terlihat menyembul dari bukit sebelah timur danau. Arah jarum jam sudah menujukkan pukul 10.25 WIB.
Perahu-perahu nelayan mulai kembali menepi ke dermaga. Mereka berlabuh membawa hasil. Rona bahagia dan sumringah terlihat dari mereka karena membawa hasil tangkapan untuk dijual ke pasar.
Penulis dan Foto: Taufik Ar Rifai untuk Habadaily.com