
Jawaban hiem ini memang mudah, tanpa banyak pikir seorang anak muda di depan pangung naik dan menjawabnya. “Orang shalat berjamaah,” jawabnya. Ya, jawaban itu dibenarkan Apa Kaoy. Ia pun menjelaskan, bahwa orang shalat berjamaan ketika imam rukuk maka semua rukuk, begitu juga ketika imam sujud, para jamaah juga akan sujud. Pemuda yang menjawab itu sukses mendapat hadiah sebuah majakah Boinah dan buku berjudul "Hikayat Cangguek Pong Pajoh Kapai,”
Majalah Boinah merupakan majalah berbahasa Aceh yang diterbitkan secara berkala oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Yusuf Bombang alias Apa Kaoy merupakan salah seorang yang terlibat dalam penerbitannya. Sementara buku Hikayat Cangguek Pong Pajoh Kapai merupakan buku yang berisi kumpulan tulisan Apa Kaoy yang juga diterbitkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh.
Setelah pemuda itu menerima hadiah dan turun dari panggung, Apa Kaoy kembali menanyakan siapa diantara penonton yang sudah menemukan jawaban hiem yang pertama tadi. Untuk beberapa saat tidak ada penonton yang tunjuk tangan, hingga Apa Kaoy kemudian menambahkan hadiahnya sejumlah uang yang dikeluarkan dalam amplop putih di saku bajunya.
Tak lama kemudian seorang pria yang sebelumnya juga tampil saat Seumapa di atas panggung, kembali naik ke panggung untuk menjawab hiem pertama itu. Ia menjawab yang salah atas peristiwa jatuhnya alu dari pohon belimbing dan digigitnya kambing oleh anjing itu adalah nelayan.
Apa Kaoy membenarkan jawaban itu, penonton penasaran, apa hubungannya peristiwa di darat dengan nelayan di laut. Ia pun menjelaskan jawabannya itu bahwa nelayan yang salah, karena nelayan yang memanggil angin agar perahu layarnya bisa mengarungi lautan, angin itu pula yang kemudian menyebabkan alu di pohon belimbing jatuh, sehinga anjing terkejut dan menggigit kambing. Apa Kaoy pun kemudian menyerahan hadiah buku dan makajah ditambah sejumlah uang dalam amplop kepada pria yang bisa menjawab hiem itu.
Apa Kaoy memang dikenal sebagi “maestro” dalam meuhiem, hingga Prof. Dr. Harun Ar Rasyid yang menulis pengantar buku Hikayat Cangguek Pong Pajoh Kapai menyebut Apa Kaoy sebagai sosok yang telah berusaha mempopulerkan hiem, hikayat, panton, cae, dan hadihmaja dalam tulisan-tulisan ringkasnya melalui tokoh Apa Kaoy dan Polem.
Apa Kaoy tidak hanya mampu menjadi seniman tutur, tetapi juga mampu menjadi seorang penulis puisi dan penulis esai yang baik, ia termasuk sebagai salah seorang seniman serba bisa. Bahasa esainya padat, mengalir, dan imajinatif.