Gubernur Aceh Nova Iriansyah menerima kunjungan silaturrahmi Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh Tgk H Faisal Ali di Meuligoe Gubernur Aceh, Jumat (29/4).
Dalam kesempatan tersebut, gubernur kembali mengingatkan tiga ancaman yang dapat meruntuhkan benteng Islam, yaitu narkoba, gadget serta kekerasan fisik dan kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak.
“Secara kuantitatif, harus kita akui peredaran narkoba di Aceh sangat meresahkan, bahkan dari angka-angka yang ada mungkin Aceh adalah yang terbesar angka peredaran narkobanya. Selanjutnya, bahaya penyalahgunaan gadget. Meski banyak sisi positif namun jika disalahgunakan gadget justru sangat berbahaya karena dengan gadget segala hal yang berkaitan dengan pornografi, judi bisa dengan mudah di akses,” ujar gubernur.
Selanjutnya, berbagai kasus kekerasan fisik dan kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak juga menjadi poin krusial yang menurut Nova harus menjadi fokus untuk ditanggulangi bersama oleh para pemangku kebijakan di Aceh, karena terungkapnya berbagai kasus kekerasan fisik dan kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak ini akan memberi citra buruk Aceh sebagai satu-satunya daerah yang menerapkan syariat Islam di nusantara.
“Islam sedang tidak baik-baik saja di negeri ini. Dan, saya selalu beranggapan bahwa Aceh adalah benteng terakhir perlawanan Islam di negeri ini. Tiga poin yang saya sebutkan tadi membuat saya khawatir, benteng ini justru akan roboh lebih dahulu. Untuk itu, penting bagi kita semua untuk menanggulangi tiga permasalahan tadi,” kata Nova.
Nova menambahkan, fatwa haram terhadap permainan daring Players Unknown Battleground atau PUBG dapat dijadikan pintu masuk untuk menegaskan dan mengingatkan masyarakat bahwa ulama dan umara memberi perhatian besar terhadap bahaya gawai yang dikuasai anak-anak, karena masih banyak juga permainan-permainan daring lain yang juga berbahaya.