Deeptalk: Kunci Hubungan Kuat Antara Orang Tua dan Anak untuk Mencegah Bullying

June 4, 2024 - 12:45
Ilustrasi: Deeptalk: Kunci Hubungan Kuat Antara Orang Tua dan Anak untuk Mencegah Bullying. (Foto: Kompasina.com)

Kasus bullying di kalangan anak dan remaja semakin mengkhawatirkan. Data terbaru menunjukkan peningkatan signifikan dalam jumlah laporan terkait bullying, baik di lingkungan sekolah maupun di media sosial.

Dari data yang dihimpun oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), sekitar 3.800 kasus perundungan di Indonesia sepanjang 2023 dan hampir separuhnya terjadi di lembaga pendidikan.

Fenomena ini tidak hanya berdampak pada kesehatan mental dan fisik korban, tetapi juga berpotensi memicu masalah sosial yang lebih luas jika tidak segera ditangani.

Bullying merupakan perilaku agresif yang dilakukan secara berulang dengan tujuan menyakiti atau mengintimidasi orang lain.

Tindakan ini bisa berupa fisik, verbal, atau emosional, dan sering kali melibatkan ketidakseimbangan kekuasaan antara pelaku dan korban.

Bullying dapat menyebabkan dampak jangka panjang seperti trauma, depresi, dan menurunnya prestasi akademis.

Deeptalk adalah percakapan mendalam yang melibatkan kejujuran, keterbukaan, dan empati antara dua pihak. Dalam konteks keluarga, deeptalk antara orang tua dan anak berfungsi untuk memperkuat hubungan emosional, membangun kepercayaan, dan menciptakan lingkungan yang aman bagi anak untuk berbicara tentang perasaan dan masalah yang dihadapinya.

Manfaat deeptalk antara orang tua dan anak.

1. Membangun kepercayaan.
Deeptalk membantu menciptakan hubungan yang lebih kuat dan penuh kepercayaan antara orang tua dan anak. Anak akan merasa lebih nyaman untuk berbagi masalah yang mereka alami, termasuk jika mereka menjadi korban bullying.
  
2. Mendeteksi masalah sejak dini
Dengan deeptalk, orang tua dapat lebih cepat mengenali tanda-tanda bahwa anak mereka mengalami bullying. Percakapan yang jujur memungkinkan orang tua untuk mengetahui perubahan perilaku atau emosi anak yang mungkin mengindikasikan adanya masalah.
  
3. Meningkatkan keterampilan sosial dan emosional.
Melalui deeptalk, anak belajar bagaimana mengekspresikan perasaan mereka dengan cara yang sehat dan bagaimana menghadapi konflik secara konstruktif.
  
4. Meningkatkan rasa aman dan diterima.
Anak yang merasa didengar dan dimengerti oleh orang tuanya akan merasa lebih aman dan diterima. Ini penting dalam membangun rasa percaya diri dan ketahanan terhadap intimidasi dari luar.

Berikut tips deeptalk yang bisa diterapkan orang tua bersama anak untuk mencegah Bullying.

1. Jadwalkan waktu khusus untuk berbicara.
Luangkan waktu khusus setiap hari atau minggu untuk berbicara dengan anak tanpa gangguan. Ini bisa menjadi saat yang tepat untuk mendiskusikan apa yang terjadi di sekolah atau perasaan mereka.

2. Ajukan pertanyaan terbuka.
Gunakan pertanyaan terbuka yang mendorong anak untuk berbicara lebih banyak tentang pengalaman mereka. Hindari pertanyaan yang bisa dijawab dengan 'ya' atau 'tidak'.

3. Dengarkan dengan empati.
Dengarkan dengan penuh perhatian dan tanpa menghakimi. Tunjukkan bahwa Anda memahami perasaan mereka dan bahwa perasaan mereka valid.

4. Berikan dukungan dan bimbingan.
Bantu anak mencari solusi terhadap masalah yang mereka hadapi, termasuk bagaimana menghadapi bullying. Diskusikan strategi yang bisa mereka gunakan dan berikan dukungan emosional yang diperlukan.

5. Edukasi tentang bullying.
Ajarkan anak tentang apa itu bullying, bagaimana mengenalinya, dan apa yang harus dilakukan jika mereka atau teman mereka mengalaminya. Pengetahuan ini akan membuat mereka lebih siap dalam menghadapi situasi sulit.

6. Ciptakan lingkungan rumah yang positif.
Pastikan rumah menjadi tempat yang aman dan mendukung. Berikan pujian dan dorongan positif untuk meningkatkan rasa percaya diri anak.

Dengan mengadopsi pendekatan deeptalk, orang tua dapat memainkan peran penting dalam mencegah bullying dan membangun anak yang lebih kuat dan lebih percaya diri. Melalui komunikasi yang terbuka dan empatik, kita dapat menciptakan generasi muda yang lebih tangguh dalam menghadapi tantangan sosial.

Penulis: Surya Gempita, Hanun Nisa Firdaus, Masyittah Amiza, dan Hanifa Saumi Rahma.
 

Tulisan ini dari Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP USK, yang sedang menempuh mata kuliah Isu komunikasi Global Kontemporer, Dosen pengampu bapak Rahmat Saleh, S.Sos., M.Comn. di Haba Daily sebagai syarat mengikuti tugas UAS.

© 2025 PT Haba Inter Media | All rights reserved.