HABADAILY.COM - Musim durian di Kecamatan Tangse, Kabupaten Pidie, Aceh, telah tiba sejak beberapa pekan terakhir. Hal ini membawa berkah bagi petani dan pedagang durian di daerah tersebut.
Seperti Abdul Wahab, salah seorang pengepul durian di Tangse. Ia mengaku harus rela mengorbankan jam tidurnya untuk menunggu durian jatuh langsung dari kebun milik warga.
“Pagi ini harus cepat sedikit kita pergi. Jangan nanti (durian) diambil oleh pengepul lain,” kata Abdul Wahab, Sabtu (6/1/2024) lalu.
FOTO: Melihat dan Makan Durian Tangse Langsung di Bawah Pohon
Kata Abdul Wahab, banyak pengepul durian lainnya yang juga berlomba-lomba untuk membeli durian dari petani. Mereka pun harus melewati jalan setapak di hutan yang becek karena musim penghujan serta cuaca yang tak menentu.
Tak hanya itu, ada pengepul durian di desa lainnya yang harus menyeberangi derasnya air sungai atau melewati jembatan gantung. Jarak tempuh yang dilalui ini pun terbilang panjang dan penuh resiko.
Musim durian juga membawa berkah bagi pedagang dadakan. Banyak lapak-lapak pedagang buah durian bermunculan di tepi jalan hingga ke pusat pasar tradisional di ibukota Tangse.
“Tahun ini musim buah durian tidak merata. Banyak pohon durian tidak menghasilkan buah, namun harganya masih stabil,” ujar Muhammad Ali, salah seorang petani durian setempat.
Bagi warga Tangse, durian “mie eh” alias sikucing tidur memang terkenal rasanya manis dan dagingnya berwarna kuning telur. Meski ukurannya tidak terlalu besar, durian ini selalu menjadi rebutan bagi penikmat buah durian.
Soal harga penjualan per satu bijinya, harga durian pun sangat bervariasi. Mulai dari harga Rp5000 hingga Rp40ribu. Harga jual ini tergantung ukuran durian.
Musim durian di Tangse biasanya berlangsung hingga bulan Februari mendatang. Bagi Anda yang ingin menikmati lezatnya durian, Tangse bisa menjadi salah satu pilihan destinasi wisata Anda.
Penulis: Taufik Ar Rifai Untuk Habadaily.com