Gubernur BI: Kebijakan America First Picu Ketidakpastian Global

November 30, 2024 - 17:00
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. [Ist]
2 dari 3 halaman

Berikutnya soal ancaman inflasi. Setelah penurunan inflasi dalam beberapa tahun terakhir, tekanan inflasi diperkirakan muncul kembali pada 2026 akibat gangguan rantai pasok dan ketegangan perdagangan. 

"Penurunan inflasi global akan melambat dan bahkan berisiko naik," jelas Perry.

Kemudian, mengenai kenaikan suku bunga AS:Suku bunga Amerika Serikat diperkirakan terus meningkat, dengan imbal hasil U.S. Treasury mencapai 4,7% pada 2025 dan 5% pada 2026. Hal ini didorong oleh defisit fiskal yang terus melebar.

Perry juga menggarisbawahi soal penguatan Dolar AS, dengan indeks dolar naik dari 101 menjadi 107. Kondisi ini berisiko memicu depresiasi nilai tukar di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, yang dapat menghadapi tekanan pada kurs Rupiah.

Ia juga mengatakan, pergeseran investasi ke AS:Investor global cenderung mengalihkan modal ke Amerika Serikat, mengingat suku bunga tinggi dan penguatan dolar. Hal ini mengurangi aliran modal ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.

© 2025 PT Haba Inter Media | All rights reserved.