HABADAILY.COM - Area persawahan warga di Kabupaten Aceh Besar terancam gagal panen akibat kemarau panjang beberapa bulan terakhir.
Untuk mengantisipasinya, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Aceh Besar melakukan penggiliran distribusi air untuk petak sawah yang termasuk dalam areal layanan Daerah Irigasi Krueng Aceh dan Krueng Jreu.
“Biasanya kita memang melaksanakan penggiliran air untuk petani, agar distribusi air untuk persawahan tercukupi dan merata, namun karena saat ini musim kemarau yang sangat panjang, jadi kami benar-benar mengoptimalkan penggiliran air ini kepada masyarakat tani,” kata Kepala Dinas PUPR, Syahrial Amanullah, Rabu (7/8/2024).
Menurutnya, irigasi merupakan sistem pengairan ke lahan budidaya yang sangat banyak jenisnya. Penerapan irigasi harus sesuai dengan kebutuhan, agar efektif dan efisien. Irigasi atau pengairan menjadi hal penting dalam budidaya pertanian.
“Tanpa adanya pengairan yang baik, maka tanaman tidak bisa tumbuh dengan maksimal. Hal tersebut juga akan sangat berpengaruh terhadap hasil panen nantinya,” ujar Syahrial.
Ia juga menyampaikan, untuk menjaga kelancaran penggiliran distribusi air ini, pihaknya juga menambah jadwal piket untuk penjagaan pintu air, agar tidak terjadi rebutan antar masyarakat.
“Mulai beberapa waktu lalu kami sudah menambah jadwal piket petugas penjaga pintu air, khususnya di pintu air utama, seperti di Bka.Kn.11 Gampong Atong Kecamatan Montasik dan beberapa pintu bagi/sadap lainnya, sebagai upaya menjaga agar tidak terjadi rebutan air, karena air sangat mempengaruhi hasil panen petani,” ucapnya.
Saat ini Penjabat (Pj) Bupati Aceh Besar, Muhammad Iswanto telah mengeluarkan surat kepada para camat agar berkoordinasi dengan jajaran Forkopimcam untuk membantu petugas penjaga pintu air (PPA) dalam pengamanan pelaksanaan penggiliran air ini.
“Kita juga akan rilis jadwal terbaru dan akan menyampaikan ke para camat sebagai pemberitahuan jadwal penggiliran distribusi air di wilayah masing-masing,” katanya.
Syahrial berharap, masyarakat harus sabar menghadapi kondisi seperti ini, karena debit air memang semakin mengecil sehingga harus diatur dengan baik agar merata. Selain itu, ia juga meminta para petani mematuhi jadwal penggiliran yang telah ditetapkan oleh Pemkab Aceh Besar melalui Dinas PUPR.
“Tentunya kita semua tidak ingin kondisi terus berlanjut, namun karena cuaca yang belum stabil, jadi masyarakat harus sabar dan mematuhi peraturan, jangan sampai ada masyarakat yang mencuri air, atau melakukan hal-hal yang merugikan petani lain,” pinta Syahrial.
Jadwal tanam yang tidak serentak juga mempengaruhi pendistribusian air untuk sawah masyarakat.
“Kadang ada petak yang sudah tidak membutuhkan air, karena sudah memasuki masa pemupukan, sedangkan petak sawah lainnya di dalam hamparan yang sama sedang membutuhkan air, ini juga mempengaruhi pengaturan distribusi air, namun kita terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan air bagi petani di Aceh Besar, untuk menjaga kestabilan hasil panen kita,” pungkasnya. []