Dina Feriana, Sekretaris Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Aceh, menyampaikan bahwa akses terhadap sanitasi di Aceh pada tahun 2023 hanya mencapai 78,85 persen, sementara akses air minum mencapai 89,74 persen.
Meskipun demikian, akses terhadap sanitasi yang dikelola secara aman hanya 17,2 persen.
“Data ini menunjukkan kurangnya Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang layak di banyak kabupaten/kota di Aceh, yang memperburuk kondisi sanitasi,” terangnya.
UNICEF Indonesia, melalui perwakilannya Maraita Listyasari dalam kesempatan itu menggarisbawahi pentingnya penguatan ketahanan iklim untuk sistem sanitasi.
Maraita menjelaskan bahwa perubahan pola cuaca akibat perubahan iklim mengakibatkan kejadian iklim ekstrem semakin sering terjadi, yang memicu berbagai masalah kesehatan terkait sanitasi.