HABADAILY.COM - Provinsi Aceh menghadapi berbagai tantangan terkait ketersediaan air dan layanan sanitasi yang aman, terutama akibat dampak perubahan iklim.
Berdasarkan data dari Sistem Informasi Bencana Indonesia (DiBI), Aceh memiliki 11 potensi bencana alam, termasuk banjir, kekeringan, gempa bumi, dan tanah longsor.
Dampak dari perubahan iklim ini mengakibatkan sering terjadinya bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor, yang mempengaruhi akses masyarakat terhadap layanan air dan sanitasi.
“Perubahan iklim telah meningkatkan risiko bencana di Aceh, termasuk gangguan terhadap layanan sanitasi,” ujar Kepala Biro Administrasi Pembangunan Setda Aceh, T Robby Irza dalam orientasi ‘Kerangka Kerja Air Minum dan Sanitasi Berketahanan Iklim’, Kamis lalu.
Orientasi tersebut diselenggarakan oleh Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman melalui Yayasan Aceh Hijau (Yahijau) bekerja sama dengan UNICEF, di Ruang Aula Dinas Perkim Aceh.