Pentingnya Pemetaan Cagar Budaya di Banda Aceh: Sejarah sekaligus Potensi Wisata Lokal
HABADAILY.COM - Kejari Banda Aceh menggelar diskusi dengan sejumlah stakeholder membahas pemetaan dan pelestarian cagar budaya, di ruang serba guna Kejari Banda Aceh, Rabu (29/5/2024).
Pertemuan ini menjaring pemahaman yang sama, bahwa penting melindungi cagar budaya yang tidak hanya bernilai sejarah di Banda Aceh, tetapi juga berpotensi menjadi destinasi wisata yang bermanfaat bagi masyarakat.
Diskusi ini dihadiri oleh berbagai pejabat penting, termasuk Kepala Sub Direktorat Budaya dan Kemasyarakatan (B.3) dari Kejaksaan Agung, Andi Suharlis, Kepala Seksi Pengawasan Aliran Kepercayaan Dalam Masyarakat Bambang Setyo Hartono, dan Fadjarina Avrina Noerdin selaku Kepala Sub Bagian Tata Usaha Direktorat B Kajari Banda Aceh.
“Urgensi diskusi ini terutama dalam menemukan dan melindungi Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB),” ujar Irwansyah, Kajari Banda Aceh.
Irwansyah juga menyoroti masalah kerusakan dan vandalisme yang sering terjadi pada cagar budaya di kota ini.
Dalam diskusi tersebut, berbagai strategi diseminasi informasi budaya dan kearifan lokal Aceh dibahas, dengan tujuan memperkuat media komunikasi terkait pelestarian budaya.
Komitmen bersama dalam pelestarian warisan budaya ini juga ditunjukkan oleh kehadiran kepala dinas terkait dari tingkat provinsi Aceh dan Pemerintah Kota Banda Aceh.
Inisiatif ini sejalan dengan perhatian khusus yang telah diberikan oleh Pemerintah Aceh terhadap situs-situs cagar budaya, termasuk sosialisasi yang melibatkan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Provinsi Aceh.
Dengan adanya diskusi ini, diharapkan langkah-langkah konkret akan terbentuk untuk melindungi dan melestarikan cagar budaya di Banda Aceh.
“Selain mempertahankan nilai sejarahnya, situs-situs ini juga memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata baru,” ujar Irwansyah.
Destinasi wisata ini diharapkan mampu memberikan dampak ekonomi yang signifikan dan berkelanjutan bagi masyarakat setempat, sekaligus meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap kekayaan budaya lokal.
Langkah-langkah pelestarian yang terintegrasi dengan pengembangan pariwisata ini bukan hanya akan melestarikan warisan budaya, tetapi juga menciptakan peluang baru bagi ekonomi lokal, memberikan manfaat edukatif bagi generasi muda, dan memperkuat identitas budaya Aceh di mata dunia. []