HABADAILY.COM - Di era digital ini, media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Bagi banyak orang, platform seperti Facebook, X (sebelumnya Twitter), dan Instagram menjadi tempat pelarian untuk mengatasi rasa kesepian.
Melalui berbagai konten yang tersedia, pengguna bisa mencari teman baru dan mengikuti perkembangan terkini dari figur publik favorit mereka. Namun, apakah penggunaan media sosial benar-benar membantu mengurangi kesepian, atau justru sebaliknya?
Kompas mengutip Forbes pada Selasa (21/5/2024), mengungkapkan pandangan psikolog Mark Travers mengenai fenomena ini. Travers menjelaskan bahwa meskipun media sosial dapat memberikan hiburan dan informasi, penggunaannya yang berlebihan justru bisa memperparah rasa kesepian.
Hal ini disebabkan oleh berkurangnya interaksi langsung dengan orang-orang di sekitar, yang sangat penting untuk kesehatan mental dan emosional.
Lebih jauh, media sosial sering kali menciptakan ilusi keterhubungan. Tanpa isyarat nonverbal, kehadiran fisik, dan keintiman emosional, hubungan yang terbentuk di media sosial cenderung dangkal dan kurang bermakna.