"Paya Nie menjadi bukti nyata bahwa Aceh memiliki kekayaan alam yang tak terbatas. Dari bekas ladang ganja yang ter stigma, Paya Nie kini telah menjadi destinasi wisata yang digemari banyak orang"
HABADAILY.COM - Pernahkah Anda membayangkan sebuah tempat yang dulunya dikenal sebagai ladang ganja ilegal, kini menjelma menjadi destinasi wisata hits yang digemari banyak orang?
Jawabannya ada di Paya Nie, sebuah rawa seluas 200 hektar di Kabupaten Bireuen, Aceh.
Kini, Paya Nie bukan lagi sekadar bekas ladang ganja. Keindahan alamnya yang memukau dengan hamparan rawa dikelilingi perbukitan dan persawahan, menjadi daya tarik utama bagi wisatawan.
Banyak yang datang untuk berfoto-foto, menikmati suasana alam yang asri, atau sekadar bersantai dan melepas penat dari hiruk pikuk kehidupan sehari-hari.
Popularitas Paya Nie semakin meningkat dengan diadakannya Festival Paya Nie oleh PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) pada Februari 2023.
Festival ini dimeriahkan dengan berbagai kegiatan menarik, seperti lomba perahu naga, pertunjukan seni budaya, dan pameran kuliner, yang semakin memperkaya pengalaman para pengunjung.
Paya Nie meliputi Gampong Kulu Kuta, Gle Putoh, Buket Dalam, Paloh Dama, Paloh Raya, Paloh Peuradi, dan Blang Mee. Selama ini Paya Nie menjadi sumber air bagi sektor pertanian di Kecamatan Kutablang.
Selain menjadi destinasi wisata yang menawan, Paya Nie juga tetap menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat sekitar.
Rawa ini telah lama menjadi tempat mencari ikan air tawar. Hamparan perbukitan dan persawahan yang mengelilingi Paya Nie semakin menambah keindahan panorama alamnya.
Bagi petani sekitar, sampai saat ini masih bercocok tanam dengan menanam padi, bahkan ada sebagian masyarakat juga menamam kelapa sawit dan sayur sayuran.
Masa konflik antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan Tentara Republik Indonesia (TNI). Paya Nie juga menjadi saksi nyata.
Dari tempat Latihan bersenjata sampai dengan pos keamanan menjadi sejarah baru bagi Paya Nie saat itu.
Bagi kalangan anak muda, lokasi Payan Nie ini, juga pernah dijadikan lokasi pegelar even akbar seperti balap Motor (Grass track).
Kegiatan ini, juga mampu mengundang wisatawan luar mengunjungi Paya Nie.
Legenda Paya Nie
Di balik keindahannya, Paya Nie juga menyimpan cerita legenda yang menarik. Konon, dulunya Paya Nie adalah tempat pertempuran antara dua kerajaan di Aceh. Pertumpahan darah dalam pertempuran tersebutlah yang diyakini membuat air di Paya Nie berwarna merah.
Paya Nie menjadi bukti nyata bahwa Aceh memiliki kekayaan alam yang tak terbatas. Dari bekas ladang ganja yang ter stigma, Paya Nie kini telah menjadi destinasi wisata yang digemari banyak orang.
Keindahan alamnya yang alami, cerita legendanya yang menarik, dan keramahan penduduk setempat menjadikan Paya Nie tempat wisata yang wajib dikunjungi saat berada di Bireuen, Aceh.
Editor: Suryadi