
Selama ini, sambungnya lagi, banyak akun-akun media sosial di Aceh secara serampangan mengutip sebagian, seluruhnya karya-karya dan produk pers tersebut tanpa izin dan tidak ada kerjasama dengan perusahaan siber yang melahirkan karya tersebut.
Tentu saja, hal itu sangat merugikan, tambah Hendro. Sebab, karya cipta yang di produksi dengan susah payah, namun serampangan dikutip tanpa izin. “Mereka akun-akun media sosial itu tak ada izin, hanya menulis sumber saja. Ini merugikan,” katanya.
Karna itu, Hendro Saky menyarankan, kepada para pengguna media sosial yang selama ini mengutip produk jurnalistik yang dihasilkan oleh perusahaan pers anggota JMSI di Aceh, untuk meminta izin dan membuat perjanjian kerjasama yang tidak merugikan kedua belah pihak.
Jika hal tersebut tidak dindahkan, maka JMSI Aceh bersama perusahaan pers yang merasa dirugikan, akan melakukan langkah dan upaya hukum terhadap para pengguna media sosial tersebut, demikian Hendro Saky.