Udin Pelor: Pesona Sang Maestro yang Tak Pernah Redup

November 29, 2023 - 14:17
Udin Pelor saat mengisi panggung Road Show Kesenian Berbasis Gampong yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh di Desa Lubok Sukon, Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar. Senin malam, 27 November 2023. FOTO HABADAILY.COM/SURYADI KTB

Gaya suara desing peluru dan tentuman bom, sudah menjadi ciri khas Udin Pelor sejak dulu, saat menjadi Master Ceremony (MC) di berbagai acara. Tapi malam itu, ia tak kuasa banyak menembak, apalagi meledakkan dentuman bom seperti dulu, suaranya benar-benar serak.

HABADAILY.COM - Namanya Mahyuddin dikenal sebagai Udin Pelor, seniman lakon Aceh yang terkenal dengan gaya ala coboy. Usianya sudah 78 tahun, tapi pesona sang maestro di atas panggung tak pernah redup.

Senin malam, 27 November 2023, Udin Pelor diundang untuk mengisi panggung Road Show Kesenian Berbasis Gampong yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh di Desa Lubok Sukon, Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar.

Usai magrib Udin Pelor sudah ada di sana bersama beberapa seniman Aceh lainnya. Ia duduk di dalam tenda kecil di samping panggung. Mengetahui keberadaannya di situ, para pengunjung ramai yang secara bergiliran menghampiri, sekadar untuk basa-basi dan meminta foto bersama. Pesonanya sebagai seniman gaek masih menjadi magnet penarik pengunjung.

Malam itu sang maestro mengaku kurang sehat, suaranya serak, badannya tampak lebih kurus dan agak lemas, tapi untuk tampil di panggung, ia seolah menemukan kekuatan lain dari spiritnya berkesenian. Tampil di panggung menjadi pelakon dan MC hingga melawak sudah merupakan jalan hidupnya.

Malam itu ia tampil dalam kolaborasi sastra bersama sastrawan senior Aceh, Hasbi Burman yang dikenal sebagai Presiden Rex. Sebelum tampil Udin Pelor menyerahkan sagu lagu Aceh berjudul Aneuk Yatim karyanya untuk dinyanyikan rekannya Fajar di atas panggung. Syairnya berisi nasehat untuk menyantuni anak yatim.

Usai pertunjukan rapai uroh dari Pase, debus, dan tarian tradisional Aceh, tiba giliran Udin Pelor dan Hasbi Burman naik ke panggung. Hasbi Burman membaca puisi Di Sudut Kuala Lumpur karyanya, setelah itu giliran Udin Pelor beraksi. Ia berdiri di dekat mikrofon, mengeluarkan suara khasnya, desing peluru menembak penonton sebagai salam pembuka.

Gaya suara desing peluru dan tentuman bom, sudah menjadi ciri khas Udin Pelor sejak dulu, saat menjadi Master Ceremony (MC) di berbagai acara. Tapi malam itu, ia tak kuasa banyak menembak, apalagi meledakkan dentuman bom seperti dulu, suaranya benar-benar serak.

Tapi Bukan Udin Pelor namanya kalau tidak bisa mensiasati itu. Ia mengajak rekannya yang lain Fajar untuk men-dubing suaranya. Fajar benar-benar mampu meniru suara Udin Pelor, sementara Udin Pelor sendiri hanya berlakon saja. Para penonton sangat terhibur dengan itu.

Udin Pelor di wawancari jurnalis Iskandar Norman saat mengisi panggung Road Show Kesenian Berbasis Gampong yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh di Desa Lubok Sukon, Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar.  Senin malam, 27 November 2023. FOTO HABADAILY.COM/SURYADI KTB

Udin Pelor bernama asli Mahyuddin, ia lahir di Matang Geulumpang Dua, Kabupaten Bireuen pada 6 Juni 1945. Dalam setiap penampilannya ia selalu bergaya parlente dengan rambu dikucir ke belakang, kemeja lengan panjang yang dipandu dengan rompi dan celana jeans. Gayanya di atas penggung dengan sentilan dan dialog-dialog konyol serta satire mampu membuat penonton tertawa. Ia tampil sebagai orang yang seolah serba tahu.

Kata “Pelor” pada namanya tidak muncul begitu saja, tapi ditabalkan oleh orang-orang setelah ia selamat dari sebuah pertempuran antara tentara DI/TII dengan TNI, hingga kemudian ia dijuluki Udin Seuk Pelor yang artinya, Udin yang peluru membelok darinya. Sejak itulah namanya dipanggil Udin Pelor.

Kepiawaian Udin Pelor dalam berlakon juga tidak muncul begitu saja, itu merupakan buah dari perjalanan hidup. Kesulitan ekonomi membuatnya harus menjalani berbagai profesi, hingga kemudian menjadi penjual obat keliling, di sinilah kelihaan Udin Pelor dalam mengolah kata muncul. Ia harus pandai bercerita untuk menarik orang agar membeli obat yang dijualnya.

Ia pindah dari satu pasar ke pasar lain untuk jualan obat di hari peukan. Menariknya kebanyakan pengunjung lapak jualan obatnya, membeli obat bukan karena sakit, tapi hanya demi menonton dan  mendengar celotehnya yang satire dan menghibur. Kemampuannya itu kemudian dibawa Udin Pelor ke panggung-pangung pertunjukan, dari lapak jualan obat, ia berpindah menjadi MC di berbagai acara.

Sebagai seniman panggung, Udin Pelor juga piawai bermain sandiwara. Ia membentuk group sandiwara Sinar Desa Geulanggang Labu yang melakukan pertunjukan ke berbagai daerah. Karena itu pula ia menjadi idola dan pelawak paling terkenal pada masa mudanya. Di masa tuanya, Udin Pelor tinggal di desa Peuniti, Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh.

Malam semakin menanjak, turun dari panggung pertunjukan di lapanggan Lubok Sukon itu, ramai warga yang berfoto ria dengannya. Usianya memang sudah tua, gayanya tak lagi segagah dan sekocak dulu, tapi pesonanya sebagai seniman gaek Aceh tak pernah luntur.[]  

Kabid Bahasa dan Seni, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Nurlaila Hamzah menyampaikan, beragam upaya terus dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh untuk mempromosikan dan melestarikan warisan budayanya. Salah satuya melalui roadshow kesenian berbasis gampong.

Masyarakat menikmati kegiatan Roadshow kesenian bertajuk ‘Jaga Adat Wareh Indatu’ tersebut diselenggarakan di Lapangan Bola Kaki, Desa Wisata Lubuk Sukon, Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar, Senin malam, 27 November 2023. FOTO Doc Disbudpar Aceh

Roadshow kesenian bertajuk ‘Jaga Adat Wareh Indatu’ tersebut diselenggarakan di Lapangan Bola Kaki, Desa Wisata Lubuk Sukon, Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar, Senin malam, 27 November 2023.

Kebudayaaan merupakan identitas yang lahir dan diciptakan oleh pendahulu melalui daya pikir dan kreativitas yang tinggi. Oleh sebab itu, nilai-nilai dan filosofi yang terkandungnnya sampai saat ini masih relevan dan patut dipertahankan.

Nurlaila mengatakan, kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian pemerintah Aceh terhadap seni dan budaya Aceh agar terus aksis di kalangan masyarakat.

"Kegitan ini sebagai bentuk kepedulian terhadap seni dan kebudayan aceh agar terus aksis di kalangan masyarakat," kata Nurlaila Hamzah.

“Disbudpar hadir bersama beberapa seniman senior untuk menggali seni budaya, dan hari ini kita mulai dari gampong.  Atas partisipasi dan semua unsur yang terlibat kami ucapkan terima kasih atas kontribusinya sehingga acara ini dapat berjalan dengan baik,” tutupnya.

Berita ini disiarkan atas kerja sama antara Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Aceh, Bidang Bahasa Dan Seni dengan (Media HABADAILY.COM)

© 2025 PT Haba Inter Media | All rights reserved.