
Bank Syariah Indonesia menggelar kuliah umum terkait literasi keuangan syariah di Universitas Syiah Kuala. Kuliah umum yang mengangkat tema Preferensi Keuangan Syariah dan Benefitnya tersebut dibuka oleh Rektor USK Prof Dr Ir Samsul Rizal MEng IPU Asean Eng di Gedung AAC Dayan Dawood Banda Aceh, Senin (27 Desember 2021).
Kuliah umum tersebut menghadirkan tiga narasumber yaitu Wakil Komisaris Utama BSI Dr TGB Muhammad Zainul Majdi LC MA, Dewan Pengawas Syariah BSI Dr KH Mohammad Hidayat MBA MH dan Komisaris Independen BSI M Arief Rosyid Hasan.
CEO BSI Regional Aceh Wisnu Sunandar mengatakan pada 1 Februari 2021 tiga bank syariah negara yaitu Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah dan BNI Syariah bergabung menjadi satu yaitu BSI. Bergabungnya ketiga bank tersebut merupakan harapan Presiden, agar Indonesia memiliki Lembaga Keuangan Syariah yang dapat berbicara banyak di level nasional dan global.
Pada saat merger tersebut, aset bank ini menjadi Rp241 T dan termasuk dalam 10 besar aset nasional. Lalu per 30 November 2021, aset BSI tumbuh mencapai Rp251 T. Oleh karena itu, ia menilai literasi keuangan syariah ini sangatlah penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia.
Khusus untuk Aceh, Wisnu mengungkapkan saat ini pihaknya sedang melakukan pembenahan sistem. Mengingat Aceh berbeda dengan regional lainnya, karena adanya implementasi Qanun Lembaga Keuangan Syariah.
Saat ini khusus Aceh, selama proses pengembangan dan perbaikan sistem tersebut, pihak BSI sudah mengganti 168 mesin atm baru, dari 700 atm yang ada di Aceh.