
Akhir - akhir ini publik dihebohkan dengan berbagai kasus, dari yang anak menggugat ibu kandungnya, kecanduan narkoba lalu kemudian menganiaya orang tua, perkelahian, pelecehan, pemerkosaan, bunuh diri dan berbagai kasus lainnya yang hampir setiap hari diberitakan.
Sangat disayangkan sekali bisa sampai terjadi hal demikian, dan lebih ironisnya lagi kejadian tersebut dilakukan oleh anak – anak yang notabennya bukan sembarangan anak, istilahnya anak – anak yang pada umumnya memang memiliki tingkat pendidikan tinggi dan terpandang.
Jika sudah demikian siapa yang harus disalahkan? Apakah anak yang memang moralnya sudah luntur ataukah orang tuanya selaku pemimpin yang mendidik anak – anak mereka di zaman yang penuh dengan berbagai teknologi canggih sekarang ini.
Mendidik dan membesarkan anak memang bukan tugas mudah. Membesarkan anak bukan berarti hanya melewatkan waktu bersama sampai anak tumbuh dan siap menjalani kehidupannya nanti masing – masing. Akan tetapi dibutuhkan berbagai komponen seperti, kasih sayang penuh, bimbingan dan arahan, perhatian, pembelajaran dan keamanan, yang paling penting adalah anak nantinya mampu menghadapi tantangan kerasnya hidup.
Tidak ada orang tua yang memiliki kesempurnaan tetapi semua orang tua akan berusaha mendidik anak – anak mereka dengan sangat sempurna, terlepas dari semua tugas lain dalam kehidupan yang harus dijalani oleh orang tua karena anak adalah amanah dari Allah SWT. Maka karakter seorang anak akan terbentuk sesuai dengan pembentukan dari masing – masing orang tua mereka.
Pada dasarnya perilaku seorang anak itu adalah bukti nyata dari pada hasil didikan orang tuanya dirumah, tetapi tidak dapat dipungkiri dijaman yang serba canggih ini, didikan orang tua terkait pendidikan umum saja tidaklah cukup dan tidaklah bisa dijadikan patokan anak akan tumbuh menjadi pribadi yang baik, santun dan berakhlak.
Dibutuhkan juga pendekatan religius lainnya yang paling dasar Jika orang tua tidak mampu mengajarkan pendekatan religius seperti disebutkan tadi, orang tua bisa saja melakukan pendekatan kepada pihak ketiga misalnya dengan memasukkan anak ke pesantren, ketempat – tempat pengajian, di dayah – dayah misalnya. Sehingga nantinya diharapkan anak – anak kita semua memiliki keteguhan hati untuk tetap berada dijalan yang lurus.